Sabtu, 17 April 2010

Titik binar yg mengusik


kediaman batu itu telah merasuk embun dan angan.... wajah tak berbatas..... Tanpa utas....... berdiam dikediaman jarak..... Siangku berlalu mengikutimu.... diam tak diam mengikutimu...... rasa semu sejalan tanpa peta.... tanpa mau kutahu, kutapaki terus jejak bisu yang hening membiru berkerak, lalu hitam memagut kelu..... patah! patah sudah Waktu itu..... suluk berlalu untukku........ Langit yang tadi bagai bayangan yg membiru kini semburat merah terbakar......... bersentuhan dan menjadi gemetar dalam ungkapan....... Kelepak kelepak cahaya jatuh dari langit menghampiri bumi demi bumi pada sisi jarak yang telah terlebur dalam bara..........dan kini kausematkan rasa dipermukaan tanah.......... Mungkin lebih baik biarkan yang hitam dan berkerak ini, digosok habis habisan......... terkikis melepuh tanpa mengeluh......... derus derus sepi membungbung tinggi pecah dihantam angin....... Siapa yang takkan mencari kemilau indah yang terlukis pada setiap kutipan langit memburu cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar