Minggu, 22 Agustus 2010

Indahnya ketika saksikan langit, bumi atau lautan barhiaskan sampul keibuan


Indahnya ketika saksikan langit, bumi atau lautan

barhiaskan sampul keibuan




Minggu, 08 Agustus 2010

Malam lapar

pohon jambu yang meringis
menahan dahan
angin datang
menyibak nyibak
segala penghalang
di hadapanya
bulan yang mengendap ngendap
yang menabur nabur cahaya redup
lalu senjapun melebur hitam
kelepak kelelawar tak pernah mati
menjerit jerit memperdengarkan lapar
datang menacapkan taring
menyuling sari ranum buah
selalu ada sepah yang terjatuh
ketika manis hilang terasa
satu persatu
seperti daun yang luruh
diantara ilalang
daun pelepah
dan rumput rumput yang mengaris











Selasa, 03 Agustus 2010

matahari dan senja itu


aku hilang redam
bercampur debu, matahari jalanan
pasir, kerikil dan juga sampah kota

lelah sudah,
sehingga bau asamku tak lagi seharum bau kasturi
lihatlah matahari dan senja itu
sederhana menunggumu,
sampai tiba waktumu

deret demi deret
hati dalam lingkaran
kini nasib mengadu padaku,
cuma mengadu dan cukup mengadu

kemudian sang matahari cemburu melihat kita berjalan seperti ini
rasanya ingin sembunyi di balik wajah letih kita.

melewati jalan raya, matahari terus saja mengikuti
renangi laut dan juga samudra
senjapun terus mengikutimu

dan hidup tak cukup untuk mati

Kemana Angin Berhembus


berarti akan terbang

lalu ditangkap deru ombak

membawa sejuta buih

bersama gelombang, pasir dan ikan ikan

namun matamu

masih saja menyilaukan

: bintang dan gelombang itu datang

aku di sini memasang rasa pada lelembut bau amis rambutmu sehabis keramas.

mengapa,

betapa halusnya alismu yang kau selipkan di kedua bolamatamu

kemudian kudapatkan diri, gigil didingin

yang dihembuskan angin pantai