Kamis, 14 April 2011
Mata ini benama guanaco
aku mulai merasa sangsi
sebaris kata telah memenjara
ada yg masih tertinggal
dan akan tercerabut
dari akar tanahnya
jejantung semadi dirimba langit
terpasung di tiang nasib
penyaksi mendalam senja
pelan sang ajal merebut lembut
bulan bercangkang hitam kembara
berbuncah luka pada tiap tepinya
lekang usang tanpa nama
melunta lunta digagak temaram
lalu kemarau bertanda didaun palma
dan dahagakupun telah membutakan mata
Jumat, 03 Desember 2010
ORANG ANEH
ORANG ANEH
aku orang aneh dan kau memanggilku begitu,
indah tapi aneh terasa.
setengah kopi ini memanggilku begitu,
sungguh aneh.
aku orang aneh.
mengapa tak kau katakan pada gelas bekas kopimu dulu.
aku orang aneh.
orang aneh memanggilku begitu.
haruskah aku menjadi orang aneh di depanmu.
aku hanya bilang,
aku tak bisa menjadi orang aneh.
seperti keinginanmu.
Minggu, 22 Agustus 2010
Minggu, 08 Agustus 2010
Malam lapar
pohon jambu yang meringis
menahan dahan
angin datang
menyibak nyibak
segala penghalang
di hadapanya
bulan yang mengendap ngendap
yang menabur nabur cahaya redup
lalu senjapun melebur hitam
kelepak kelelawar tak pernah mati
menjerit jerit memperdengarkan lapar
datang menacapkan taring
menyuling sari ranum buah
selalu ada sepah yang terjatuh
ketika manis hilang terasa
satu persatu
seperti daun yang luruh
diantara ilalang
daun pelepah
dan rumput rumput yang mengaris
menahan dahan
angin datang
menyibak nyibak
segala penghalang
di hadapanya
bulan yang mengendap ngendap
yang menabur nabur cahaya redup
lalu senjapun melebur hitam
kelepak kelelawar tak pernah mati
menjerit jerit memperdengarkan lapar
datang menacapkan taring
menyuling sari ranum buah
selalu ada sepah yang terjatuh
ketika manis hilang terasa
satu persatu
seperti daun yang luruh
diantara ilalang
daun pelepah
dan rumput rumput yang mengaris
Selasa, 03 Agustus 2010
matahari dan senja itu
aku hilang redam
bercampur debu, matahari jalanan
pasir, kerikil dan juga sampah kota
lelah sudah,
sehingga bau asamku tak lagi seharum bau kasturi
lihatlah matahari dan senja itu
sederhana menunggumu,
sampai tiba waktumu
deret demi deret
hati dalam lingkaran
kini nasib mengadu padaku,
cuma mengadu dan cukup mengadu
kemudian sang matahari cemburu melihat kita berjalan seperti ini
rasanya ingin sembunyi di balik wajah letih kita.
melewati jalan raya, matahari terus saja mengikuti
renangi laut dan juga samudra
senjapun terus mengikutimu
dan hidup tak cukup untuk mati
Kemana Angin Berhembus
berarti akan terbang
lalu ditangkap deru ombak
membawa sejuta buih
bersama gelombang, pasir dan ikan ikan
namun matamu
masih saja menyilaukan
: bintang dan gelombang itu datang
aku di sini memasang rasa pada lelembut bau amis rambutmu sehabis keramas.
mengapa,
betapa halusnya alismu yang kau selipkan di kedua bolamatamu
kemudian kudapatkan diri, gigil didingin
yang dihembuskan angin pantai
Rabu, 12 Mei 2010
Puisi Maaf
Bagaimana ku lukiskan maaf
Bila kanvas hati enggan kau buka
Bagaimana aku mendekati rindu
Bila sedetik kutemui kau berubah arah
Cahaya demi cahaya kau kirim mengawali senja
Untuk membuka selimut gelap duka dan marah
Hanya setetes embun mengalir setiap shubuh
Untuk melubangi hatimu yang berubah membatu
Bagaimana bisa ku dendangkan maaf
Bila partitur cinta sudah terkoyak
Bagaimana pula aku kuasa berteriak rindu
Bila kau bungkam mulut jiwa dengan benci yang lebam membiru
Setangkai demi setangkai aku letakkan mawar maaf
Di lantai yang berdindingkan tembok perih
Dapatkah ku rengkuh kau kembali berseri
apabila ku turuti maumu ditinggal sendiri
Langganan:
Postingan (Atom)